Minggu, 12 Desember 2021

Efisiensi Alokasi dan Distribusi Pendapatan


 Distribusi berasal dari bahasa inggris distribution, yang berarti penyaluran. Sedangkan kata dasarnya to distribute, bermakna membagikan, menyalurkan, menyebarkan, mendistribusikan. Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia, pengertian distribusi adalah pembagian pengiriman barang-barang kepada orang banyak atau ke beberapa tempat.

Jenis Distribusi 

Para ahli ekonomi pada umumnya membedakan antara dua ukuran utama dari distribusi pendapatan baik untuk tujuan analisis maupun kuantitatif yaitu:

a. Distribusi Pendapatan Perseorang 

    Distribusi Pendapatan perseorangan memberikan gambaran tentang distribusi pendapatan yang diterima oleh individu/perorangan termasuk pula rumah tangga.

b. Distribusi Pendapatan Fungsional 

    Distribusi Pendapatan Fungsional mencoba menerangkan bagian dari pendapatan yang diterima oleh tiap faktor produksi.Faktor-faktor produksi tersebut terdiri dari tanah (SDA), tenaga kerja, dan modal.


Pendapatan

    Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitik beratkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode.

Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi. Defenisi pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup kemungkinan perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang.

Evaluasi terhadap Distribusi dalam Ekonomi non-Islam

    Yusuf Qardhawi menjelaskan distribusi dalam ekonomi kapitalis terfokus pada pasca produksi, yaitu pada konsekuensi proses produksi bagi setiap proyek dalam bentuk uang ataupun nilai, lalu hasil tersebut didistribusikan pada komponen-komponen produksi yang berandil dalam memproduksinya, yaitu empat komponen berikut: 
  1. Upah, yaitu upah bagi para pekerja, dan sering kali dalam hal upah, para pekerja diperalat desakan kebutuhannya dan diberi upah di bawah standar. 
  2. Bunga, yaitu bunga sebagai imbalan dari uang modal (interest on capital) yang diharuskan pada pemilik proyek. 
  3. Ongkos, yaitu ongkos untuk sewa tanah yang dipakai untuk proyek; dan
  4. Keuntungan, yaitu keuntungan (profit) bagi pengelola yang menjalankan praktek pengelolaan proyek dan manajemen proyek, dan ia bertanggung jawab sepenuhnya.

Distribusi dalam Perspektif Islam

Dorongan al-Qur'an pada sektor distribusi telah dijelaskan secara eksplisit. Ajaran Islam menuntun kepada manusia untuk menyebarkan hartanya agar kekayaan tidak menumpuk pada segolongan kecil masyarakat saja. Pendistribusian harta yang tidak adil dan merata akan membuat orang yang kaya bertambah kaya dan yang miskin semakin miskin. Sebagai salah satu aktivitas perekonomian, distribusi menjadi bidang kajian terpenting dalam perekonomian. Distribusi menjadi posisi penting dari teori mikro Islam sebab pembahasan dalam bidang distribusi ini tidak berkaitan aspek sosial dan politik sehingga menjadi perhatian bagi aliran pemikir ekonomi Islam dan konvensional sampai saat ini. Konsep moral dalam sistem Distribusi Pendapatan

Islam mengarahkan mekanisme distribusi pendapatan berbasis moral spiritual dalam pemeliharaan keadilan sosial pada setiap aktivitas ekonomi.Latar belakangnya karena ketidakseimbangan distribusi kekayaan adalah hal yang mendasari hampir semua konflik individu maupun sosial. Ini adalah fungsi dari distribusi pendapatan sebagai berikut:

1. Nilai kebebasan
Bukti-bukti nilai kebebasan ini, yaitu :
a. Hak Milik Pribadi.
    Kepemilikan adalah suatu bukti prinsip kebebasan. Seorang yang memiliki suatu benda dapat menguasai dan memanfaatkannya. Ia dapat pula mengembangkan hak miliknya dengan cara-cara yang dibenarkan oleh Islam. Islam mengajarkan perlindungi terhadap hak milik pribadi dari perbuatan zalim dan menganjurkan mempertahankan hak miliknya. Kebebasan mengharuskan seseorang untuk menanggung risiko sesuai dengan apa yang dilakukan dan memberikan hak orang lain yang terdapat di dalam hartanya.

b. Warisan dan Wasiat
    Disyari’atkannya warisan adalah sebagai pencerminan kebebasan. seseorang dapat melestarikan dan mengelola secara berkesinambungan apa yang menjadi miliknya. Perolehan hak milik dari pemilik yang lama kepada penggantinya dapat terjadi dalam dua hal, yaitu: melalui warisan dan wasiat. Kedua hal ini diakui oleh syar‟i dengan maksud untuk memelihara kemaslahatan individu, keluarga dan masyarakat. Kemaslahatan individu dapat diperoleh dengan memenuhi keinginan serta menjaga kepentingannya dari perampasan hak yang merupakan salah satu hikmah disyari‟atkannya wasiat dan waris. Kedua hal tersebut dapat pula menguatkan hubungan keluarga dan saling tolong dan saling mewarisi setelah kematian seseorang.

2. Nilai Keadilan     Kebebasan dalam Islam tidak bersifat mutlak. Oleh karena itu, meskipun seseorang diperbolehkan memiliki namun ada ketentuan batasannya atau aturan dalam memperoleh, mengembangkan dan mengkonsumsi harta yang dimilikinya. Islam juga mewajibkan setiap orang untuk mengeluarkan bagian tertentu dari harta yang dimilikinya.

Dampak Distribusi Pendapatan dalam Konsep Moral

Distribusi pendapatan adalah bagian penting untuk membentuk kesejahteraan. Dampak dari distribusi pendapatan bukan hanya pada aspek ekonomi, akan tetapi juga aspek sosial dan politik. Oleh karena itu, Islam memberikan perhatian lebih terhadap distribusi pendapatan dalam masyarakat. Islam memperhatikan berbagai sisi dari perilaku manusia dalam pemenuhan kebutuhannya, misalnya dalam jual beli, hutang piutang, dan sebagainya. Dampak yang ditimbulkan dari distribusi pendapatan yang didasarkan atas konsep Islam, antara lain:

  1. Dalam konsep Islam, perilaku distribusi pendapatan masyarakat merupakan bagian dari bentuk proses kesadaran masyarakat dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.
  2. Seorang muslim akan menghindari praktek distribusi yang menggunakan barang-barang yang merusak masyarakat, misalnya minuman keras, obat terlarang, pembajakan, dan sebagainya sebagai media distribusi.
  3. Negara bertanggung jawab terhadap mekanisme distribusi dengan mengedepankan kepentingan umum daripada kepentingan kelompok, golongan atau pun perorangan.
  4. Negara mempunyai tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas publik yang berhubungan dengan masalah optimalisasi distribusi pendapatan, seperti sekolah, rumah sakit, lapangan kerja, perumahan, jalan, jembatan dan sebagainya.

Prinsip Dasar Distribusi Pendapatan dalam Islam

1. Distribusi pendapatan melalui pola kemitraan usaha : Mudharabah/trust financing, trust investment dan musyarakah.
2. Distribusi pendapatan melalui pola hubungan perburuhan.

3. Distribusi pendapatan melalui mekanisme pasar               a. Penentuan harga              b. Larangan penimbuan              c. Larangan spekulasi, Spekulasi adalah outcome dari sikap mental ingin cepat kaya       4. Distribusi pendapatan melalui sedekah wajib (zakat) dan sedekah sunah (sedekah, infak, hibah).      5. Distribusi pendapatan melalui sistem pewarisan dan wasiat


Tujuan Distribusi Pendapatan Dalam Islam

    Ekonomi Islam datang dengan sistem distribusi yang merealisasikan beragam tujuan yang mencakup berbagai bidang kehidupan, dimana tujuan distribusi dalam ekonomi Islam ini dapat di kelompokkan kepada:

  • Tujuan Dakwah
  • Tujuan Pendidikan
  • Tujuan Sosial
  • Tujuan Ekonomi

Pertukaran dan Keseimbangan Konsumsi Antar Individu


Kurva Edgeworth

Kurva Edgeworth
Kotak Edgeworth digunakan sebagai alat analisis efisiensi dalam ekonomi pertukaran. Dalam kotak Edgeworth menunjukan semua kemungkinan alokasi kedua barang yang diperdagangkan antara kedua individu atau, dalam konteks produksi, menunjukkan alokasi kedua input (faktor produksi) antara dua proses produksi. Kotak Edgeworth merupakan gabungan antara fungsi utilitas dan indifference curve dari dua individu yang berinteraksi dalam ekonomi pertukaran. Untuk menetapkan titik mana yang menjadi alokasi efisien dari kedua individu sangat tergantung kepada fungsi utilitas dari masing-masing individu dan kemampuan masing-masing individu untuk melakukan penawaran agar mendapatkan alokasi efisien yang lebih memuaskan.


Efisiensi Alokasi

Imam Ali r.a diriwayatkan pernah mengatakan
“Janganlah kesejahteraan salah seorang diantara kamu meningkat namun pada saat yang sama kesejahteraan yang lain menurun”.
Dalam ekonomi konvensional keadaan ini dikenal sebagai Efficient allocation of goods yaitu alokasi barang-barang dikatakan efisien bila tidak seorangpun dapat meningkatkan utilitynya tanpa mengurangi utility orang lain. Efisiensi alokasi ini sering disebut Pareto Efficient . Suatu alokasi dikatakan Pareto Efficient apabila barang-barang tidak bisa dialokasikan ulang untuk membuat seseorang lebih baik keadaannya tanpa membuat orang lain lebih buruk keadaannya.

Efisiensi dan Keadilan
Efisiensi adalah perbandingan antara input dan output, di mana input digunakan setepat dan sebaik mungkin untuk memperoleh output yang terbaik. Para ekonom konvensional berbeda pendapat tentang distribusi yang adil:
  • Konsep Egalitarian
  • Konsep Rawlsian
  • Konsep Utilitarian
  • Konsep Market Oriented
Dalam konsep ekonomi islam, adil adalah “tidak menzalimi dan tidak dizalimi”. Bisa jadi “sama rasa sama rata” tidak adil dalam pandangan islam karena tidak memberikan insentif bagi orang yang bekerja keras. Tidak adil dalam pandangan Islam karena orang yang endowmentnya tinggi mempunyai posisi tawar yang lebih kuat dari pada yang endowment nya kecil sehingga yang kuat dapat mendzalimi yang lemah.


Share:

0 comments:

Posting Komentar