Evaluasi teori produksi konvensional:
Pareto Optimality dan Given Demand Hypothesis
Pareto Optimality
Konsep ekonomi yang dikenal dengan istilah “Pareto-Optimality” yang menyatakan bahwa sistem ekonomi maksimum tercapai ketika tidak ada orang menjadi lebih baik tanpa harus menyebabkan orang lain menjadi lebih buruk. Kondisi optimal pareto sering juga disebut dengan efisiensi pareto. Teori Pareto optimum adalah kondisi keseimbangan umum yang harus dicapai dalam setiap aktivitas moneter di pasar konvensional. Ini menggambarkan keseimbangan yang efisien.
Evaluasi Pareto Optimality
Dalam menjalankan kegiatan ekonomi, umat Islam harus memperhatikan prinsip syariah terkandung dalam Al-Qur'an dan Hadits. Islam tidak melarang seseorang menjadi kaya, tetapi mendapatkan kekayaan harus mengikuti hukum Islam.
Given Demand HypothesisGiven Demand Hypothesis, didefiniskan sebagai permintaan yang diminta oleh seorang konsumen, dimana diasumsikan bahwa berapapun yang ditwarkan akan diserap oleh pasar. Dalam teori ini kemungkinan seorang konsumen akan meminta apa saja yang akan memberikan kepuasan maksimum.
Evaluasi teori given Demand Hypothesis
Dalam perspektif Islam, produksi harus dilakukan untuk merespon apa yang benar-benar secara nyata menjadi kebutuhan dari konsumen atau riel needs manusia. Kebutuhan seperti inilah yang akan membentuk permintaan efektif (effective demand) sehingga harus disediakan oleh para produsen. Berdasarkan pertimbangan kemasla- hatan (altruistic considerations) itulah, menurut Muhammad Abdul Mannan, pertimbangan perilaku produksi tidak semata-mata didasarkan pada permintaan pasar (given demand conditions).
Faktor Produksi dalam Kerangka Islam
Sumber Daya Alam (Tanah)
Alam merupakan faktor produksi asal, sebab dari alamlah kemudian segala jenis kegiatan produksi berlangsung. Isu yang menyangkut tentang sumber daya alam ini , yaitu :
Ketersediaan sumber alam dalam jangka panjang.
Bagaimana menentukan harga sumber daya alam karena manusia tinggal mengeskplorasikannya.
Bagaimana menjaga kelestarian alam karena bersifat dapat habis
b. Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja)
Kekayaan alam semesta dapat berubah menjadi hasil produksi yang bernilai karena jasa tenaga kerja. Tenaga kerja meliputi buruh maupun manajerial. Karakter terpenting tenaga kerja dibandingkan dibandingkan dengan faktor produksi lain adalah karena mereka adalah manusia. Ada beberapa syarat-syarat agar sumber daya manusia berkualitas dan kompeten, yaitu berpengalaman, bisa melakukan pengambilan keputusan, bisa belajar dengan cepat, bisa menyesuaikan diri, bisa bekerjasama dalam tim, bisa berfikir dewasa.
c. Modal atau Kapital
Awalnya pengertian modal mencakup segala kekayaan baik dalam wujud uang maupun bukan uang misalnya gedung, mesin dan lain-lain. Pada masa ini pengertian modal meluas mencakup segala wawasan, ketrampilan, pengetahuan dan kekayaan manusia (human capital) yang sangat berguna bagi kegiatan produksi.
Dalam ekonomi Islam, Modal dapat dikembangkan melalui beberapa bentuk transaksi:
Transaksi jual beli dengan mengembangkan modalnya dimana seseorang bertindak sebagai penjual dan yang lain sebagai pembeli. Seperti akad Bai’, salam.
Transaksi bagi hasil, yaitu pengembangan modal usaha di mana seseorang bertindak sebagai pemberi modal dan yang lain sebagai pengelola modal dengan ketentuan akan membagi hasil sesuai perjanjian yang telah disepakati, contoh akad syirkah dan Mudharabah.
Transaksi jasa, yaitu pengembangan modal dimana seseorang bertindak sebagai konsumen atau pemakai jasa dan wajib memeberikan harga kepada pihak yang memberikan jasa menurut kesepakatan yang telah dibuat, seperti pada akad rahn dan wadiah
d. Organisasi atau Manajemen
Organisasi atau manajemen adalah untuk mengatur kegiatan dalam perusahaan. Dengan adanaya organisasi setiap kegiatan produksi memiliki penanggungjawab untuk mencapai suatu tujuan perusahaan. Peranan organisasi dalam Islam sangat penting, apalagi jika dikaitkan dengan kegiatan produksi. Organisasi atau manajemen merupakan proses merencanakan dan mengarahkan kegiatan usaha perusahaan untuk mencapai tujuan.
Perspektif Islam dalam Produksi
Prinsip produksi dalam Islam yaitu motif keimanan, asas manfaat dan maslahat, tawazun (keberimbangan), optimistis, menghindari praktik produksi yang haram. Menurut Yusuf Qardhawi faktor produksi yang utama menurut Qur‟an adalah alam dan kerja manusia. Produksi merupakan perpaduan harmonis antara alam dan manusia. Maka ilmu adalah factor terpenting yang ke tiga dalam pandangan Islam.Teknik produksi, mesin, serta system manajemen adalah buah dari ilmu dan kerja.Modal adalah hasil kerja yang disimpan. Berikut beberapa prinsip produksi dalam Islam
Kegiatan produksi harus dilandasi dari nilai-nilai Islam, yaitu sesuai dengan Maqashid Syari’ah (Maslahah)
Prioritas produksi harus sesuai dengan prioritas kebutuhan, yaitu dharuriyah, hajiyah, dan tahsiniyah.
Kegiatan produksi harus memperhatikan keadilan, aspek sosial, kemasyarakatan, memenuhi kewajiban zakat, sedekah, infaq dan waqaf (huquq)
Mengelola sumber daya alam secara optimal, tidak boros, berlebihan, dan merusak lingkungan.
Distribusi keuntungan yang adil antara pemiliki, pengelola, manajemen dengan buruh sehingga tidak ada ketimpangan pendapatan
3 prinsip pokok produsen yang islami, yaitu :
Memiliki komitmen yang penuh terhadap keadilan.
Memiliki dorongan untuk melayani masyarakat (untuk mencapai kesejahteraan) sehingga segala keputusan perusahaan harus mempertimbangkan hal ini.
Optimalisasi keuntungan diperkenankan dengan batasan kedua prinsip di atas.